VIVAnews – Sebuah unsur yang sangat panas telah
terdeteksi oleh observatorium sinar gamma integral milik European Space
Agency, dalam hitungan milidetik sebelum ia terjerumus ke ruang antah
berantah di dalam lubang hitam (
black hole).
Temuan ini mengungkapkan adanya sebuah struktur medan magnet yang
menyediakan kesempatan lolos bagi partikel-partikel yang disedot oleh
black hole.
Dari pengamatan, beberapa ratus kilometer dari pusat lubang hitam,
ruangan di sekitar merupakan kawasan penuh badai partikel dan radiasi.
Badai raksasa yang terdiri dari partikel jatuh ke dalam lubang hitam
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Akibatnya, temperatur naik
ke angka jutaan derajat Celcius.
Umumnya, dibutuhkan hanya satu milidetik saja bagi partikel untuk
mencapai titik tersebut. Namun kini astronom mendapati bahwa kawasan
yang bergejolak itu juga memiliki medan magnet yang menyediakan jalan
keluar bagi partikel yang terhisap.
“Temuan adanya emisi yang terpolarisasi dari pancaran
black hole adalah temuan unik,” kata Christoph Winkler, Integral Project Scientist ESA, seperti dikutip dari
Cosmosmagazine, 8 April 2011. “Ini pertamakalinya medan magnet teridentifikasi sangat dekat dengan lubang hitam,” ucapnya.
Penemuan itu sendiri diawali ketika Philippe Laurent, ketua tim
peneliti dari Institute for Research into the Fundamental Laws of the
Universe (IRFU) di Perancis tengah mengamati
black hole Cygnus
X-1. Ketika itu, Laurent dan rekan-rekannya melihat bahwa ia sedang
menggerogoti sebuah bintang yang ada di dekatnya dan “memakan” gas milik
bintang itu.
Dari bukti yang mereka temukan, terungkap bahwa medan magnet yang ada
cukup kuat untuk merebut sebagian partikel dari gaya gravitasi raksasa
milik lubang hitam dan melemparkannya ke luar, membuat sebuah semburan
partikel ke ruang angkasa bebas.
“Kami perlu menggunakan hampir seluruh pengamatan yang telah dibuat
oleh Integral terhadap Cygnus X-1 untuk melakukan pendeteksian ini,”
kata Laurent. “Kami belum mengetahui persis bagaimana partikel yang
jatuh diubah menjadi semburan. Masih banyak perdebatan yang terjadi di
kalangan pengamat, dan penelitian lebih lanjut akan membantu membuat
kesimpulan,” ucap Laurent.
Sebelum ini, semburan di sekitar
black hole pernah ditangkap oleh teleskop radio, namun observasi seperti itu tidak bisa melihat
black hole dalam detail yang cukup untuk mengetahui seberapa dekat
black hole itu dengan sumber semburan. “Ini membuat penelitian integral menjadi sangat berharga,” ucap Laurent.
(Anndre/Irawan.PA)