Menurutnya, inilah permasalahan utama ketika Satelit harus segera
diganti. Pasalnya, untuk mempersiapkan pergantian satelit satu dengan
yang lain dibutuhkan waktu sekira empat hingga lima tahun. Apalagi,
lembaga telekomunikasi internasional (ITU) tidak memberikan adanya
batasan waktu penggunaan orbit satelit.
"ITU tidak memberikan
batasan penggunaan orbit satelit. Hanya saja, jika terlalu lama
dikosongkan, slot tersebut akan diberikan kepada pihak lain yang dirasa
memerlukan," ujar Balaam.
"Intinya, first come first serve" tambahnya.
Arianespace
sendiri, yang telah beroperasi selama 30 tahun membantu peluncuran
satelit-satelit yang ada di dunia, mengklaim telah memuaskan sebanyak
76 konsumen dari 101 negara dengan meluncurkan sekira 279 satelit.
Dalam waktu beberapa
Bulan
ke depan, Ariane 5 akan bergabung dengan Soyuz dan Vega, menjadikan
Arianespace sebagai perusahaan dengan peluncur satelit terlengkap untuk
jenis satelit apa saja.
Perusahaan yang mengklaim memiliki
pendapatan sekira satu miliar euro ini mengatakan jika Asia Pasifik
merupakan wilayah yang cukup penting. Bahkan 60 persen lebih dari total
konsumen mereka berasal dari wilayah ini. Di antaranya adalah Indonesia
mencakup Indostar, PT Telkom, Satelindo, lalu Binariang asal Malaysia,
serta Jepang yang mencakup BSAT, JAXA, NHK, NTT, dan ISRO dari India.
Dalam
waktu dekat, Arianespace juga akan meluncurkan satelit Vietnam
VINASAT-2 dengan menggunakan Ariane 5 atau Soyuz dari Guiana Space
Center, Prancis.